Assalamu’alaikum
Sahabatku….
Apa
arti sebuah lilin dalam kehidupan? Mungkin ini terlalu dipertanyakan. Sebab,
lilin hanya sebuah benda kecil. Kegunaannya baru Nampak ketika lampu listrik di
rumah kita padam.
Akan
tetapi, lilin adalah cahaya. Dan cahaya merupakan sebentuk materi. Kebalikannya
adalah gelap. Yang terakhir ini bukan materi. Ia tidak memiliki daya. Ia adalah
keadaan hampa cahaya. Karena itu, meskipun kecil, lilin selalu dapat mengusir
gelap.
Allah
memisalkan petunjuk dengan cahaya, kesesatan sebagai gelap. Ini mengisyaratkan,
pasukan kesesatan tidak memiliki sedikitpun daya di depan pasukan cahaya. Ia
hadir ketika pasukan cahaya menghilang. Sepanjang sejarah, umat kita mengalami
kesesatan ketika ‘roda pergerakan syiar dakwah’ berhenti bergerak.
Disini
tersirat sebuah kaidah syiar dakwah. Bahwa gelap yang menyelimuti langit
kehidupan kita, sebenarnya dapat diusir dengan mudah, bila kita mau menyalakan
lilin syiar ini kembali. Berhentilah mengikuk gelap. Bukankah Ia tidak berwujud
dan tidak berdaya. Kita tidak perlu memanggil matahari untuk mengusirnya. Tidak
juga bulan.
Tidak
ada yang dapat kita selesaikan dengan kutukan. Sama seperti tidak bergunanya
ratapan di depan sebuah bencana. Musibah, jahiliyah, kekalahan yang sekarang
merajalela di seantero dunia Islam kita, tidak perlu ‘di islah’ dengan kutukan
ataupun ratapan.
Sebab
kedua tindakan itu tidak menunjukan sikap ‘Ijabiyah’ (positif) dalam menghadapi
realita. “Adalah lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuk
kegelapan”.
Sikap
ijabiyah menuntut kita untuk menciptakan kehadiran yang berimbang dengan
kehadiran fenomena jahiliyah dalam pentas kehidupan. Ini mungkin tidak kita
selesaikan dalam sekejap. Tapi sikap mental imani yang paling minimal, yang
harus terpatri dalam jiwa kita adalah membuang keinginan untuk pasrah atau
menghindari kenyataan. Kenyataan yang paling buruk sekalipun, tidak boleh
melebihi besarnya kapasitas jiwa dan iman kita untuk menghadapinya.
Disini
ada sebuah pengajaran yang agung. Bahwa sudah saatnya kita membuang
kecenderungan meremehkan potensi diri kita. Ketika kita mempersembahkan sebuah
amal yang sangat kecil, saat itu kita harus membesarkan jiwa kita dengan
mengharap hasil yang memadai.
Sebab
amal yang kecil itu, selama Ia baik, akan mengilhami kita untuk melakukan amal
yang lebih besar. Ibnul Qayyim mengatakan, sunnah yang baik, akan mengajak
pelakunya melakukan ‘saudara-saudara’ sunnah itu.
Akhirnya,
tutuplah matamu dan nyalakan lilin, lalu: “Katakanlah, telah datang kebenaran.
Sesungguhnya kebatilan itu pasti sirna”.
Hikmah
yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas:
1. Mencaci maki kerusakan dan kekacauan
di sekitar kita, tidak akan memperbaiki masalah. Hanya dengan bertindak
nyata-lah, insya Allah keburukan akan sirna, berganti dengan kebaikan.
2.
Jangan hanya jadi komentator, jadilah
partisipator!
Wassalamu’alaikum
wr.wb…..
Diambil
dari buku Arsitek Peradaban, ditulis oleh ust. Anis Matta Lc. (wakil ketua DPR
RI 2009-2014).
Belum ada tanggapan untuk "Nyalakan Lilin, Lalu Katakanlah Telah Datang Kebenaran, Sesungguhnya Kebatilan Itu Pasti Sirna"
Post a Comment