Salam cerdas.....
Di masa Nabi Muhammad SAW ataupun di masa sesudahnya masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin, kegiatan dibidang pemerintahan pun mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial, peradilan, dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan dilembaga masjid, masjid berfungsi pula sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam, terutama saat-saat gedung khusus belum didirikan, masjid juga ajang pengetahuan agama ataupun umum.
Sebagai umat muslim, dimana semua mengetahui bahwa fungsi utama masjid adalah tempat sujud, tempat beribadah kepada Allah SWT. Ataupun tempat melakukan amalan-amalan sunah lainnya. Disamping itu juga masjid juga berfungsi sebagai tempat untuk memperingati hari besar Islam seperti peringatan maulid nabi SAW, peringatan isra’ dan mi’raj dan lain sebagainya. Dengan kata lain masjid dijadikan tempat semua kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan syi’ar Islam dalam hal ini termasuk juga pembinaan pendidikan agama.
Dikarenakan banyak anak yang kurang memperhatikan kebersihan dari najis dan kotoran-kotoran yang menajiskan, banyak orang menganjurkan agar pelajaran kepada anak-anak tidak diberikan di dalam masjid, sebaiknya mereka menggunakan tempat-tempat belajar di pinggir jalan dan di samping pasar. Karena ada larangan untuk menjadikan masjid sebagai tempat belajar itu, karena menggunakan ruangan-ruangan yang berhubungan dengan masjid atau salah satu kamar di dalam masjid sebagai tempat mengajar anak-anak. Hal ini mendorong munculnya niat untuk membuat kuttab khusus untuk anak-anak. Adanya istilah kuttab dalam literatur Islam awal menunjukkan bahwa institusi ini telah ada sejak abad pertama Islam. Siswa-siswanya berasal dari berbagai lapisan sosial ekonomi, baik dari orang yang merdeka maupun budak.
Kuttab sering kali dianggap sebagai sekolah tingkat dasar. Dan memang kenyataannya, pendidikan anak-anak dimulai dari maktab. Di samping sebagai sekolah dasar dan menengah dalam perkembangnya, lembaga ini berfungsi sebagai perguruan tinggi, tempat para alumni dalam melanjutkan pendidikan secara otodidak, mengabdi kepada seorang guru.
Dalam Eksilopedia Islam 3, dikutip Suwito dan Fauzan, bahwa Kuttab dalam bentuk awalnya hanya berupa ruangan di rumah seorang guru, karena kondisinya yang tidak memungkinkan maka para guru dan orang tua mencari tempat lain yang lebih lapang, yaitu sudut-sudut masjid (bilik-bilik yang berhubungan dengan masjid). Selain dari kuttab-kuttab yang diadakan di masjid terdapat pula kuttab-kuttab umum dalam bentuk madrasah yang mempunyai gedung sendiri dan dapat menampung ribuan murid.
Melalui kuttab, pendidikan Islam telah diajarkan secara klasikal dimana ada pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi, meskipun kurikulumnya belum teratur dan kompleks seperti yang terdapat saat ini, namun telah ada perkembangan yang berarti dibandingkan pendidikan di masjid.
Belum ada tanggapan untuk "Keterkaitan Masjid Kuttab dan Kuttab"
Post a Comment