Salam cerdas…..
Perbedaan biologis jangan menjadi pijakan untuk menempatkan perempuan pada posisi subordinat dan laki-laki pada posisi super ordinat. Perbedaan kodrati antara laki-laki dan perempuan seharusnya menuntun manusia kepada kesadaran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dan dengan bekal perbedaan itu keduanya diharapkan dapat saling membantu, saling mengasihi dan saling melengkapi satu sama lain. Karena itu, keduanya harus bekerja sama, sehingga terwujud masyarakat yang damai menuju kepada kehidupan abadi di akhirat nanti. Islam secara tegas menempatkan perempuan setara dengan laki-laki, yakni dalam posisi sebagai manusia, ciptaan sekaligus hamba Allah SWT. Dari perspektif penciptaan, Islam mengajarkan bahwa asal penciptaan laki-laki dan perempuan adalah sama, yakni sama-sama dari tanah (saripati tanah), sehingga sangat tidak beralasan memandang perempuan lebih rendah daripada laki-laki.
Sebagai manusia, perempuan memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan ibadah sama dengan laki-laki. Perempuan juga diakui memiliki hak dan kewajiban untuk meningkatkan kualitas dirinya melalui peningkatan ilmu dan takwa, serta kewajiban untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan yang dalam Islam disebut amar ma'ruf nahi munkar menuju terciptanya masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.
Namun dalam perkembangannya, kesetaraan gender ini belum sepenuhnya berlandaskan pada ajaran tersebut diatas. Bahkan antara satu negara dengan negara lainnya yang berpenduduk muslim tidaklah sama dalam memperjuangkan nasib perempuan. Hal ini terlihat dari keberadaan kaum perempuan di Indonesia yang masih menjadi subordit kaum laki-laki. Dengan kata lain, kaum perempuan tidak serta merta dapat sejajar dengan kaum laki-laki. Hampir setiap budaya kita menempatkan laki-laki sebagai pemimpin baik dalam keluarga ,maupun berbangsa dan bernegara, meski juga diakui tidak semua budaya kita menjadikan perempuan dalam posisi kedua.
Belum ada tanggapan untuk "Latar Belakang Pendidikan Gender Menurut Konsep Islam"
Post a Comment