Pembelian
kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri. Apabila tidak ada, orang yang
selama ini menghidupinya yang membelikan kain kafan. Jika ia tidak mampu, boleh
diambilkan dari uang kas masjid, atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah.
Apabila tidak ada sama sekali, wajib atas orang muslim yang mampu untuk
membiayainya.
Kain
kafan paling tidak satu lapis. Sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-laki dan
lima lapis bagi mayat perempuan. Setiap satu lapis di antaranya merupakan kain
basahan. Abu Salamah ra. menceritakan, bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah
ra. “Berapa lapiskah kain kafan
Rasulullah saw.?” “Tiga lapis kain putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).
Cara
membungkusnya adalah hamparkan kain kafan helai demi helai dengan menaburkan
kapur barus pada tiap lapisnya. Kemudian, si mayat diletakkan di atasnya. Kedua
tangannya dilipat di atas dada dengan tangan kanan di atas tangan kiri.
Mengafaninya pun tidak boleh asal-asalan. “Apabila
kalian mengafani mayat saudara kalian, kafanilah sebaik-baiknya.” (HR.
Muslim dari Jabir Abdullah ra.)
No comments:
Post a Comment