Pada
suatu hari, Umar marah mendengar adiknya, Fatimah dan iparnya masuk Islam. Lalu
ia menganiaya keduanya. Dengan nada marah Fatimah berkata, “Hai, Umar! Jika
kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
Rasulullah.”
Melihat
adiknya berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Ia pun meminta
lembaran al-Qur’an tersebut. Namun, Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa
Umar najis, dan al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang
telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf
tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah
membaca lembar demi lembar, Umar berkomentar “Ini adalah nama-nama yang indah
nan suci. Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku di mana
Muhammad.”
Umar
bergegas menemui Nabi Muhammad saw. Seraya membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang
yang berada di dalam-nya berupaya mengintipnya lewat celah pintu. Dilihatnya
Umar bin Khattab datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu
Rasulullah saw. Mereka pun berkumpul.
Berkatalah
Umar, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Engkau
adalah Rasulullah.”
Kesaksian
Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah
saat itu hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram. Umar bin Khattab r.a.
terkenal dengan orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sebelum masuk
Islam, ia sangat ditakuti oleh orang Islam. Sebaliknya, sesudah masuk Islam, ia
sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya.
No comments:
Post a Comment