Salam cerdas…..
a. Pengertian
Secara etimologi meunasah berasal dari perkataan madrasah, tempat belajar atau sekolah. Ditinjau dari segi pendidikan, meunasah adalah lembaga pendidikan awal bagi anak-anak yang dapat disamakan dengan tingkat sekolah dasar. Di meunasah, para murid diajar menulis/membaca huruf Arab, ilmu agama dalam bahasa Jawi (melayu), akhlak. Untuk itu, meunasah merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama.
b. Tradisi Keilmuan
Meunasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang terdapat di Aceh, demikian fakta-fakta sejarah yang ditemukan oleh peneliti sejarah pendidikan Islam. Maka pada dasarnya, meunasah memiliki multifungsi bagi masyarakat Aceh, yaitu tidak hanya tempat belajar bagi anak-anak, tetapi juga berfungsi sebagai (1) Lambang dari kesatuan masyarakat Aceh, (2) Pusat penyiaran berita untuk warga, (3) Balai gampong (kampung), (4) Tempat musyawarah seluruh warga gampong, (5) Tempat pejabat-pejabat gampong memutuskan dan memecahkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, (6) Tempat warga gampong tidur malam hari dan (7) Tempat tadarus Al-Qur’an serta (8) Tempar perayaan dan kenduri massal dalam kampung, seperti maulid Nabi Muhammad SAW., Nazulul Qur’an dan Isra’ Mi’raj. Dengan melihat fungsinya yang begitu banyak, maka dapat dibayangkan meunasah pada awal perkembangannya merupakan lembaga sosial dan pendidikan bagi masyarakat Islam Aceh yang demikian strategi, Karena sebagai pemersatu masyarakat Islam, di samping sebagai lembaga edukatif.
Meunasah dipimpin oleh seorang tengku, yang di Aceh besar disebut tengku meunasah. Tengku meunasah bertugas untuk membina agama di suatu tempat tertentu. Ia memiliki tugas-tugas keagamaan, di antara lain, (1) Mengajar anak-anak membaca Al-Qur’an, (2) Menjadi imam shalat, (3) Mengurus jenazah, (4) Memimpin do’a pada kenduri-kenduri di wilayahnya, (5) Menyembelih hewan, (6) Mengurus masalah pernikahan, (7) Mengurus kegiatan-kegiatan Ramadhan, seperti mempersiapkan berbuka puasa bersama di meunasah, dan lain-lain. Itu berarti tengku meunasah sama juga penyebutannya bagi seorang kiyai yang memimpin pesantren.
No comments:
Post a Comment