Pages

Thursday, January 19, 2017

Masa Kejayaan Islam Yang Dinantikan Kembali, Materi PAI Kelas 11 SMA

Salam cerdas…..

Membuka Relung Hati

Selama lima ratus tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan peradabannya yang tinggi (Jacques C. Reister).

Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa (Montgomery Watt).

Peradaban berhutang besar pada Islam (Barack Obama).

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa siapa pun sesungguhnya tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.

Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini?

Islam masa lalu yang gemilang, yang telah banyak memengaruhi peradaban umat manusia di dunia ini. Memang merupakan sebuah realitas sejarah. Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat Islam secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu sekaligus mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang untuk yang kedua kalinya. Karena itu, selain meretrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan ada upaya untuk memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan Islam di tengah-tengah hegemoni perabadan Barat sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu sekarang sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda kemundurannya.

Bangkitlah generasi muda Islam, sing-singkan lengan baju, gapai kembali kejayaan Islam sebagaimana Islam pernah mengukir sejarah peradaban dunia ini! Semoga!

Mengkritisi Sekitar Kita

Waktu bergerak maju dan tidak pernah mundur.  Begitu juga peristiwa sejarah. Kita sebagai manusia yang diberi akal, pastinya harus mengingat, apa yang terjadi pada masa lalu dan bagaimana kejadiannya. Akal  bisa memprediksi kejadian yang akan datang dengan belajar dari masa lalu.

1.  Runtuhnya peradaban Islam pada masa lalu dikarenakan mulai pudarnya ketaatan pemeluknya kepada Sang Khalik, saling dengki, dan serakah. Umat Islam tidak memiliki semangat untuk maju. Ketaatannya kepada Allah dicampuradukkan dengan khurrafat dan tahayyul. Semangat untuk mengikut (taqlid) tidak dibarengi dengan kekritisan dalam semua hal. Inilah awal penyebab kemunduran Islam. Andaikan penyebab ini sekarang bisa diperbaiki, niscaya Islam akan mengulang masa kejayaan yang pernah diraih masa lalu.
2.   Modernisasi telah mengglobal. Ini ditandai dengan berkembang pesatnya alat-alat telekomunikasi dan informasi. Modernisasi membuat jarak tidak menjadi hambatan. Secara sadar berdampak pada dua hal, di satu sisi kecanggihan alat telekomunikasi dan informasi mempermudah aktivitas manusia, tetapi di sisi lain mempermudah pula untuk melakukan tindak kejahatan. Hal ini sebenarnya menuntut adanya bangunan moral yang kokoh.
3. Perpustakaan sekolah sebagai jantung peradaban tidak banyak dikunjungi karena terlena dengan mainan baru berupa alat komunikasi, seperti handphone. Bukankah Islam jaya karena keingintahuan akan ilmu pengetahuan begitu besar yang diwujudkan dengan transliterasi buku-buku berkualitas dan dijadikannya rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang terus berkembang?
A.  Periodisasi Sejarah Islam

Harun Nasution dalam  buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar berikut:

1.   Periode Klasik (650‒1250)
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a.   Fase ekspansi, integrasi, (650‒1000),
b.   Fase disintegrasi (1000‒1250).
2.   Periode Pertengahan (1250‒1800)
Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang  dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a.   Fase kemunduran (1250‒1500 M), dan
b.  Fase munculnya   ketiga   kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran (1700‒1800).
3.   Periode Modern (1800‒dan seterusnya)
Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.

B.  Masa Kejayaan Islam 

Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik. Pada kurun waktu  itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.

Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal antara lain:

1.   Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
2.   Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3.   Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4.  Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain seperti berikut:

1.   Terjadinya Asimilasi
Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2.   Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut:

1. Melaksanakan ajaran al-Qur’an secara maksimal, di mana banyak ayat dalam al-Qur’an yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir. 
2.   Melaksanakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
3.   Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan  mempelajari ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika,  geografi), dan lain-lain.
4.   Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.

Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang  memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan  berbagai ilmu pengetahuan, antara lain:

1. Ilmu Filsafat
a.    Al-Kindi (809‒873 M),
b.    Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c.    Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d.    Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e.    Ibnu Shina (980‒1037  M),
f.     Al-Ghazali (1085‒1101 M),      
g.    Ibnu Rusd (1126‒1198 M).      
2. Bidang Kedokteran
a.    Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b.    Hurain bin Ishaq (810‒878 M),      
c.    Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d.    Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).      
3. Bidang Matematika
a.    Umar Al-Farukhan,
b.    Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi
a.    Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b.    Al-Gattani/Al-Betagnius
c.    Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d.    Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Bidang Seni Ukir
a.     Badr dan Tariff (961‒976 M)       
6. Ilmu Tafsir
a.    Ibnu Jarir ath Tabary,
b.    Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c.    As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d.    Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7. Ilmu Hadis
a.    Imam  Bukhori (194‒256 H),
b.    Imam Muslim (wafat 231 H),
c.    Ibnu Majah (wafat 273 H),
d.    Abu Daud (wafat 275 H),
e.     At-Tarmidzi, dan lain-lain.

C.  Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam

Sebagaimana disebutkan di atas, banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu. Di sini akan dijelaskan sebagian biografi beberapa tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang tidak dijelaskan biografinya,  bisa dicari melalui buku-buku lain yang membahasnya.  

Berikut  ini tokoh-tokoh muslim yang telah menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat manusia:

1.   Ibnu Rusyd (520‒595 H)
Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.

2.   Al-Ghazali (450‒505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus.

Adapun jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut:

a.   Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
b.   Mendirikan madrasah untuk para calon ahli  fiqh di Tus.      
c.  Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.

Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya 'Ulum ad-Din, yakni membahas masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan al-Qur’an dan hadis. Dalam bidang  filsafat, beliau menulis tahafu al-Falas ifah (tidak konsistennya  para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam).

3.   AI-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).

4.   AI-Farabi (872‒950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah (pemikiran tentang penduduk negara utama).

5.   Ibnu Sina (980‒1037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hokum Islam, teologi Islam, dan ilmu  kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi aṭ-Ṭib, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan. 

Menerapkan Perilaku Mulia

Perilaku mulia yang perlu dilestarikan oleh umat Islam sekarang adalah seperti berikut:

1.  Menuntut ilmu seluas mungkin agar mengetahui informasi-informasi yang berkembang baik yang sudah lampau maupun yang akan datang. Hal ini bisa diperoleh dengan terus-menerus menuntut ilmu.
2.   Mempelajari bahasa-bahasa asing dan menerjemahkan buku-buku berbahasa asing.
3.  Melakukan penelitian tentang berbagai macam permasalahan yang ada di lingkungan kita. Karena dengan meneliti, permasalahan dapat diketahui penyebab dan penyelesaiannya.
4.   Memberikan pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang belum mengetahui.
5. Kreatif dan tekun dalam menggali ilmu pengetahuan agar mengetahui apa yang tersembunyi dan menghasilkan apa yang diinginkan.

Rangkuman

Sejarah Peradaban Islam dibagi tiga periode besar, yaitu:
1.   Periode Klasik (650‒1250);
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:        
a.   Fase ekspansi, integrasi,  (650‒1000);                  
b.   Fase disintegrasi (1000‒1250),
2.   Periode Pertengahan (1250‒1800);
Periode Pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase, yaitu:   
a.   Fase kemunduran (1250‒1500), dan         
b.   Fase munculnya   tiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700) dan  zaman kemunduran (1700 - 1800),
3.   Periode Modern (1800‒dan seterusnya);
4.  Kejayaan Islam pada masa Bani Umayyah ditandai berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Sementara kejayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan.
  

4 comments: