Salam
cerdas…..
A.
Mari Renungkan
Ketahuilah
bahwa Al-Khulafa’u Ar-Rasyidin artinya pemimpin yang diberikan petunjuk
oleh Allah Swt. Al-Khulafa’u
Ar-Rasyidin adalah pengganti Rasulullah saw. Mereka berjumlah empat orang,
yaitu Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, ‘Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib.
Tercatat
dalam sejarah peradaban manusia, bahwa Al-Khulafa’u Ar-Rasyidin adalah
pribadi-pribadi terbaik hasil didikan Rasulullah saw. Mereka telah teruji
kehebatan dan kepiawaiannya sebagai teladan dalam kepemimpinan untuk membangun
peradaban lslam yang lebih maju. Tidak ada pemimpin-pemimpin dunia saat ini
yang menghasilkan bangunan peradaban yang dapat disejajarkan dengan mereka.
Mereka
memiliki sifat-sifat terpuji yang patut menjadi teladan umat Islam zaman
sekarang. Pengabdiannya kepada agama tidak disangsikan lagi. Kepeduliaannya
terhadap sesama, membuat pribadi-pribadi ini dicintai oleh rakyatnya.
Kesemuanya
itu adalah orang-orang yang setia dengan Rasulullah saw. di saat susah maupun
senang. Mereka memiliki akhlak mulia karena mereka selalu meneladani akhlak
Rasulullah saw.
B.
Abu Bakar as-Siddiq
Bijaksana dan Tegas
Abu
Bakar As-Siddiq
lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua tahun satu
bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abu
Kuhafah. Ia mendapat gelar as-Siddiq setelah masuk Islam.
Abu
Bakar diberi gelar oleh Rasulullah saw. “as-Siddiq”, artinya yang benar.
Mengapa beliau mendapat gelar seperti ini? Ketika itu, Rasulullah saw.
melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan malam dari Masjidil
Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu
sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah
berupa Shalat lima kali sehari semalam. Ketika berita ini disampaikan kepada
orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang kafir Mekah tidak mempercayainya,
bahkan mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan kebohongan. Akan
tetapi, Abu Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.
Abu
Bakar as-Siddiq termasuk as-Sabiqµn al-awaalun, yaitu orang-orang yang
pertama masuk Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya
dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada saat itu masih belum
berkembang. Dengan kegigihan dan keuletannya,
beliau setia mendampingi Nabi Muhammad saw. untuk selalu berdakwah
mengajarkan ajaran Islam.
Abu
Bakar as-Siddiq selalu dicaci-maki oleh musuh-musuhnya gara-gara mengikuti
agama Islam. Akan tetapi, Abu Bakar tetap saja setia bahkan sampai pada saat
Rasulullah saw. mau hijrah, ia tetap setia mendampinginya, meskipun rintangan
yang dihadapinya sangat berat.
Abu
Bakar as-Siddiq sudah memberi contoh yang baik. Ia selalu mengorbankan jiwa dan
raganya hanya untuk kejayaan Islam. Ia juga patuh pada ajaran agamanya. Kita
yang sudah mengenal Islam sejak kecil, sejak sekolah taman
kanak-kanak, sudah diajari tentang Shalat, tentang berbuat baik,
tentu sekarang tinggal mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus yakin jika kita dan orang lain berbuat
baik, niscaya dunia ini akan aman dan tenteram, tidak akan ada lagi peperangan
dan permusuhan.
Pada
masa Abu Bakar as-Siddiq menjadi Khalifah, program yang terkenal adalah:
1.
Memerangi orang-orang yang keluar dari
Islam (murtad),
2.
Memerangi orang-orang yang enggan
membayar zakat,
3.
Memerangi orang-orang yang mengaku
nabi (nabi palsu).
C.
Umar bin Khattab
Tegas dan Pemberani
Umar
bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza atau
lebih dikenal dengan Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat Nabi
Muhammad saw. yang juga adalah Khalifah kedua setelah Abu Bakar Siddiq.
Umar
dilahirkan di kota Mekah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy,
suku terbesar di kota Mekah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-
Shimh Al-Quraisy dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang
diberikan oleh Nabi, yaitu al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan
antara kebenaran dan kebatilan.
Umar
bin Khattab adalah orang yang sangat berani sehingga ia dijuluki singa padang
pasir. Sebelum masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh orang-orang Islam karena
kebengisannya. Begitu juga ketika sudah masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh
musuhnya, yaitu orang-orang kafir.
Meskipun
keras kepala, tetapi hati beliau lembut. Ia keras terhadap orang-orang yang
mengingkari ajaran Islam atau orang-orang kafir, tetapi ia sangat lembut
terhadap orang-orang yang baik.
Ketika
menjadi pemimpin, ia selalu mendahulukan kepentingan orang banyak. Ia tidak
pernah mendahulukan kepentingan sendiri. Prinsipnya, lebih baik tidak makan dan
tidur di lantai dari pada makan enak dan tidur di istana sementara rakyatnya
menderita.
Pada
suatu malam, hartawan Abdurrahman bin Auf dipanggil oleh Khalifah Umar bin Khattab
untuk diajak pergi ke pinggir kota Madinah. “Malam ini akan ada serombongan
kafilah yang hendak bermalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,” kata
Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
“Lalu
maksud Anda bagaimana?’’ tanya Abdurrahman.
“Oleh
karena kafilah itu membawa barang dagangan yang banyak, maka kita ikut
bertanggung jawab atas keselamatan barang dari gangguan tangan-tangan usil.
Jadi, nanti malam kita bersama-sama harus mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan
itu disambut gembira oleh Abdurrahman. Bahkan, dia sudah mempersiapkan
jiwa-raganya untuk berjaga semalam suntuk. Namun, apa yang terjadi di sana?
Ternyata lain dengan yang diduganya semula.
Ketika
malam telah mulai sepi, Khalifah Umar bin Khattab berkata padanya,
”Abdurrahman… kau boleh tidur! Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau
ada apa-apa kau saya bangunkan”.
Suatu
malam, Auza’iy pernah memergoki Khalifah Umar masuk ke rumah seseorang. Ketika
keesokan harinya dia datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda
tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan bahwa tiap malam
ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Siapa
nama orang itu, janda tua itu sama sekali tidak tahu. Padahal orang yang tiap
malam datang ke rumahnya adalah Khalifah yang mereka kagumi.
Suatu
malam, Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba, didengarnya
rintihan seorang wanita dari dalam sebuah kemah yang kumal. Ternyata yang
merintih itu seorang wanita yang akan melahirkan. Di sampingnya, suaminya
kebingungan. Pulanglah Khalifah ke rumahnya untuk membawa istrinya, Ummu
Kulsum, untuk menolong wanita yang akan melahirkan itu.Wanita yang ditolongnya
itu pun tidak tahu bahwa orang yang menolongnya adalah Khalifah Umar, Amirul
Mu’minin yang mereka cintai.
D.
‘Usman bin ‘Affan
Baik Hati dan Dermawan
‘Usman
bin ‘Affan
adalah sahabat Nabi yang termasuk al-Khulafa’u ar- Rasyidin yang ke-3
setelah Umar bin Khattab. Ia dikenal sebagai
pedagang kaya raya dan pebisnis yang handal namun sangat dermawan.
Banyak bantuan ekonom yang diberikan olehnya kepada umat Islam di awal
dakwah Islam. Ia mendapat julukan zunnurain
yang berarti “pemilik dua cahaya.” Julukan ini didapat karena ‘Usman telah
menikahi putri kedua dan ketiga Rasullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum.
‘Usman
bin ‘Affan tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum. Ia
membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham
yang setara dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur itu ia
wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. ‘Usman juga memberi bantuan untuk memperluas
Masjid Madinah dan membeli tanah di sekitarnya. Ia mendermakan 1.000 ekor unta
dan 70 ekor kuda, ditambah 1.000 dirham sumbangan pribadi untuk Perang Tabuk
yang nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut. Pada masa
pemerintahan Abu Bakar, Usman juga pernah memberikan gandum yang diangkut
dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
E.
Ali bin Abi Talib
Cerdas dan Sabar
Ali
bin Abi Talib mempunyai nama asli Haydar (singa) bin Abu Talib. beliau adalah
seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga Nabi Muhammad saw. Ali adalah
sepupu Nabi Muhammad saw. dan menantunya setelah menikah dengan Fatimah.
Ali
dilahirkan dari pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Talib. Kelahiran Ali banyak
memberi hiburan bagi Nabi Muhammad saw. karena beliau tidak punya anak
laki-laki. Nabi Muhammad saw. bersama istrinya, Khadijah, mengasuh Ali dan
mengangkatnya sebagai anak. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa Abu Talib yang
telah mengasuh Nabi sejak beliau kecil hingga dewasa. Dengan demikian sejak
kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad saw.
Pada
usia remaja setelah wahyu turun, Ali banyak belajar langsung dari Rasulullah.
Beliau selalu dekat Nabi karena menjadi anak angkatnya dan berlanjut menjadi
menantunya. Didikan langsung Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam
menggemblengnya menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani, dan sabar.
Setelah
hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya, Fatimah. Nabi menimbang Ali
yang paling tepat dalam banyak hal, seperti nasab keluarga yang serumpun (Bani
Hasyim) yang paling dulu mempercayai
kenabian Muhammad (setelah Khadijah).
Ali
bin Abi Talib adalah salah seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Rasulullah
mengatakan “Anaa madiinatul ‘ilm wa ‘aliyu babuha” (Saya adalah kota
ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya). Sebagaimana Khalifah Umar bin Khatab,
Ali bin Abi Talib sebagai Khalifah terakhir juga memiliki sifat yang sama,
cerdas dan tegas. Proses pergantian Khalifah dari ‘Usman bin ‘Affan ke Ali bin
Abi Talib mengalami hambatan. Ada kelompok yang setuju dan yang menentang. Dalam
situasi genting seperti ini, Ali bin Abi Talib tampil dengan tegas sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul. Inilah kepiawaian
Khalifah Ali bin Abi Talib.
Rangkuman
1.
Al-Khulafa’u Ar-Rasyidin artinya
pemimpin-pemimpin yang diberi petunjuk oleh Allah Swt.
2. Yang termasuk Al-Khulafa’u
Ar-Rasyidin adalah; Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khatab, ‘Usman bin ‘Affan,
dan Ali bin Abi Talib.
3. Secara umum, sifat yang dimiliki oleh
para Al-Khulafa’u Ar-Rasyidin antara lain amanah, istiqamah,
jujur, cerdas, bertanggung jawab, dan selalu menyampaikan kebenaran
4.
Secara khusus sifat-sifat Al-Khulafa’u
Ar-Rasyidin adalah sebagai berikut.
a. Abu Bakar as-Siddiq bersifat tegas
terhadap orang yang mengaku nabi, tidak mau membayar zakat, dan orang murtad.
b.
Umar bin Khattab bersifat pemberani
melakukan perluasan wilayah Islam.
c.
Usman bin Affan bersifat dermawan.
Banyak membantu perjuangan Islam.
d.
Ali bin Abi Talib bersifat cerdas.
Ilmunya yang tinggi dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul.
Demikian
artikel tentang Khulafaur Rasyidin Penerus Perjuangan Nabi Muhammad saw. Materi
PAI Kelas 7 SMP, semoga berkah dan bermanfaat. Salam cerdas…..
No comments:
Post a Comment