Salam
cerdas…..
Ada
dua sifat yang dimiliki manusia sejak menginjak dewasa. Dua sifat itu adalah
sifat terpuji dan tercela. jika ingin menjadi orang baik, sudah sepantasnya
kita memiliki sifat terpuji. Memiliki sifat terpuji akan disayang Allah Swt.
dan menjadi ahli surga. Sebaliknya, sifat tercela harus dijauhi karena dapat menjerumuskan kita pada
perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
Hal itu disebabkan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang saling
membutuhkan.
Dalam
pergaulan, terdapat etika yang harus dipenuhi supaya pergaulan dapat berjalan
dengan baik tanpa adanya permasalahan. Agama Islam mengajarkan kepada manusia
untuk bertata krama dan menjauhi sikap-sikap yang tercela. Apabila manusia
dapat menjalankan tuntutan itu, niscaya kehidupan masyarakat akan berjalan
dengan baik.
A. AYO MEMAHAMI
MATERI INTI
Selanjutnya
Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar lainnya :
1.
Licik
a.
Pengertian Licik
Licik
merupakan salah satu sifat negatif yang sangat membahayakan bagi diri sendiri
maupun orang lain. Licik berarti banyak akal
yang buruk, pandai menipu, culas, curang, dan licin;
b. Ciri-Ciri
Orang Licik
Sikap
licik sangat berbahaya, sehingga jangan sampai sifat tersebut ada pada diri
kita dan kita juga harus waspada terhadap orang yang bersifat licik. Berikut
ini ciri-ciri sifat licik :
1) Tidak suka
melihat orang lain bahagia
Orang
seperti ini hatinya sedih dan gelisah ketika melihat orang lain bahagia. Ketika
ia melihat saudara atau temannya meraih sukses, maka ia iri lalu berkomentar
yang negatif. Bahkan ia berharap kebahagiaan yang diperoleh saudaranya itu bisa
pindah kepada dirinya. Jika tidak bisa ia berharap nikmat tersebut lenyap.
Sesungguhnya ini adalah sikap hasad. Tetapi licik lebih berbahaya karena orang
yang licik sangat aktif untuk menghalang-halangi orang agar gagal.
2) Bahagia
melihat orang lain menderita
Ciri
yang kedua adalah orang licik bahagia dan senang jika ada teman atau saudaranya
mengalami musibah dan penderitaan. Rasa bahagia dan senangnya tersebut
diekspresikan dalam raut muka dan ucapan maupun disembunyikan di hati dan
perasaannya
3) Berpikir Untuk
Mencelakakan Orang Lain
Ciri
yang ketiga orang licik mempunyai rencana-rencana negatif, di mana ingin
menghalang-halangi agar orang lain gagal. Serta lebih jauh dari itu ia
menghalalkan segala cara untuk membuat lain menderita bahkan ia tidak sportif
dan kadang-kadang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan buruknya.
4) Ingin Serba
Jalan Pintas
Orang
licik kerap kali ketika menginginkan sesuatu ia tidak mau melalui sebuah
proses. Inginnya cepat-cepat berhasil.
5) Pandai Menipu
Untuk
memuluskan siasatnya yang licin, orang yang licik akan suka menipu dan
berbohong serta bersilat lidah.
“Dari
Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. tanda orang munafik ada tiga: ketika ia bicara
ia berdusta, jika ia berjanji ia mengingkari dan ketika ia dipercaya ia
berkhianat.” (HR. Bukhari)
c.
Bahaya Sifat Buruk Bagi Orang Lain
1) Seringkali kita
jumpai orang yang sikut sana-sikut sini untuk mencapai tujuannya. Demi memuaskan
hawa nafsunya ia tidak segan-segan berbuat licik. Padahal keinginan bisa
terwujud tanpa harus berbuat licik. Bagaimana pun licik adalah sikap yang tidak
disukai oleh manusia manapun.
2) Licik membuat
seseorang menjadi serakah. Orang yang licik nafsunya tidak pernah ada ujungnya.
Ia berbuat seperti orang haus yang meminum air laut. Makin diminum makin haus.
3) Orang yang licik
inginnya menjadi nomor satu, tidak peduli dengan kemampuannya yang tidak
seberapa. Ia akan berusaha menyingkirkan orang yang bisa menghalangi ambisinya.
4) Kurang Iman.
Sudah pasti orang yang licik imannya kurang makanya ia berbuat seperti itu.
Orang yang berperilaku licik patut dikasihani karena kurang iman. Hatinya jauh
dari mengingat Allah. Ia lupa kalau Allah selalu mengawasi perilaku hamba-Nya.
Dan
bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: «Kami
telah beriman». dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka
mengatakan: «Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah
berolok-olok.» (QS.
Al Baqarah [2] : 14)
5) Selagi ia butuh
ia mendekat, dan selagi ia tidak butuh ia menjauh kan diri, dan menceritakan
semua kejelekan dan memfitnah orang tersebut. Tanpa ia mengingat budi dan
kebaikan selama ia berteman pada orang tersebut, ia seperti kacang lupa dengan
kulitnya.
d. Bahaya orang
licik Bagi Diri Sendiri
1) Batinnya selalu
resah dan gelisah. Hatinya tidak akan tenang.
2) Hidupnya tidak
berkah. Jika ia menafkahi keluarga dengan jalan licik lalu anak diberi makan
yang tidak halal, maka akan menjadi daging
3) Hidupnya penuh
dengan fitnah. Orang yang licik hidupnya penuh dengan cobaan.
4) Dimanapun ia
berada selalu mengalami cobaan. Fitnah akan datang dikala orang melihat apa
yang ia dapat tidak dengan cara yang wajar.
5) Ia penuh dengan
dosa, Karena berbuat licik tidak akan diridhoi Allah Swt. dan dikutuk
orang-orang.
6) Akhir hidupnya Su’ul
Khotimah.
2.
Tamak dan Serakah
a.
Pengertian
Dalam
bahasa Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tak pernah merasa puas
dengan yang sudah dicapai. Menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa
memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Karena
ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh. Serakah adalah salah satu dari
penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah
cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariah atau tidak, tidak berpikir
apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa
yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Sikap serakah dilarang oleh
Allah Swt.
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS. At-Takatsur [102] : 1-2)
b. Ciri-Ciri
Tamak
1) Tidak mensyukuri
nikmat yang telah dimiliki
2) Selalu merasa
kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat
3) Ingin memiliki
sesuatu yang dimiliki orang lain
4) Panjang
angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis
5) Kikir, ia tidak
mau hartanya berkurang sedikitpun
6) Kurang menghargai
pemberian orang lain jika tidak sesuai keinginan
7) Terlalu mencintai
harta yang dimiliki.
8) Terlalu semangat
mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan kondisi tubuh.
9) Semua
perbuatannya selalu bertendensi pada materi
c.
Bahaya Tamak
Dan
Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: «Bersyukurlah
kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barang siapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji». (QS. Lukman [31] : 12)
2) Sifat tamak dapat
menimbulkan rasa dengki, hasul dan permusuhan
3) Sifat tamak akan
membutakan orang sehingga menghalalkan segala cara dalam meraih tujuannya
4) Sifat tamak akan
menjauhkan seseorang dari Allah Swt.
(yaitu)
orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami
telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (QS. An-Nisa’ [4] : 37)
d. Cara
Menghindari Tamak
1) Mensyukuri nikmat
yang telah Allah berikan
2) Membiasakan diri
dengan sifat ikhlas dan rendah diri
3) Membiasakan diri
dengan sifat pemurah dan jujur
4) Membiasakan hidup
sederhana, hemat, qana’ah dan zuhud
5) Meminta
pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat serakah
6) Menghindari sifat
iri jika melihat orang lain banyak harta
Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadid [57] : 20)
3.
Zalim
a.
Pengertian Aniaya / Zalim
Menurut
bahasa kata aniaya sama dengan kata zalim yang artinya sewenang-wenang atau
tidak adil.
Seorang
yang beriman kepada Allah dan memegang teguh prinsip keadilan, kesamaan
derajat, tidak akan berbuat aniaya. Sebab ia sadar, bahwa kezaliman itu
merupakan kegelapan yang akan menutup rapat hati orang yang melakukannya,
sebagaimana diterangkan oleh Nabi Muhammad Saw di dalam hadis : “Jauhilah
dan takutlah kamu berbuat zalim, sebab sesungguhnya kezaliman itu merupakan
kegelapan di hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Lebih
tegas lagi Nabi Muhammad saw menyatakan haramnya berbuat aniaya (berlaku zalim)
dan harus dijauhi, karena ini adalah perintah Allah Swt. dan tidak perlu
ditakwilkan dipikir lebih dalam lagi.
Allah berfirman:
Barangsiapa
yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri;
dan sekali-kali tidaklah Rabbmu Menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS. Fushshilat [41] : 46)
Dari
ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin Allah melakukan kezaliman atau aniaya kepada
hamba-Nya. Allah adalah Maha Adil dan
Maha Bijaksana. Karena itu keadilan
Allah itu harus diikuti oleh manusia dengan berlaku adil terhadap yang
lain. Janganlah sekali-kali manusia itu berlaku zalim atau aniaya kepada yang
lain. Karena itu sangat dibenci oleh Allah Swt.
b. Contoh
Perilaku Aniaya
Perilaku
aniaya walaupun dilarang, tetapi masih saja kita melihat di tengah masyarakat adanya
perilaku aniaya itu. Ini terjadi karena fondasi keimanan seseorang tidak dibina
dan dijaga dengan baik. Di samping itu, perilaku aniaya bisa muncul karena
ketidakmampuan diri menjauh dari godaan setan.
Perilaku
aniaya dapat dicontohkan sebagai berikut:
1) Aniaya (zalim)
terhadap diri sendiri.
Zalim
terhadap sendiri misalnya; sering melakukan perbuatan dosa, berzina,
meminum-minuman keras, malas belajar, meninggalkan solat, dan sebagainya.
Kemudian kitab itu Kami wariskan
kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara
mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan[dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar. (QS. Fathir [35] : 32)
2) Aniaya (zalim)
terhadap orang lain.
Zalim
terhadap orang lain misalnya; merusak lingkungan, mengganggu ketenangan orang
lain, mengambil harta secara batil (merampok, mencuri, menipu) dan sebagainya.
Dan janganlah sebahagian kamu memakan
harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, Padahal kamu mengetahui.
(QS. Al-Baqarah [2] : 188)
3) Aniaya (zalim)
terhadap Allah Swt.
Zalim
terhadap Allah Swt. misalnya; kufur, syirik (menyekutukan Allah), ingkar dan sebagainya.
Dan hendaklah orang-orang pengikut
Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Maidah [5] : 47)
c.
Akibat Negatif Perbuatan Aniaya.
Aniaya
akan mendatangkan akibat buruk bagi kehidupan, baik pribadi maupun masyarakat.
Karena itu, aniaya adalah perbuatan yang harus kita hindari.
1) Merusak persatuan
dan persaudaraan.
2) Merusak tatanan
hidup di masyarakat.
3) Menghilangkan
akhlak atau sifat yang baik.
4) Merugikan orang
lain.
5) Menghilangkan
pahala amal perbuatan.
Orang
yang aniaya akan kekal di dalam neraka seperti diterangkan dalam firman Allah
SWT.
Maka
adalah kesudahan keduanya, bahwa Sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka,
mereka kekal di dalamnya. Demikianlah Balasan orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hasyr [59] : 17)
d. Hikmah
Menghindari Aniaya
Melihat
akibat negatif yang begitu besar dari perilaku aniaya, maka perilaku tersebut
harus dihindari dengan sekuat-kuatnya. Islam mengajarkan agar pengikutnya
melakukan perilaku terpuji. Kuncinya adalah keteguhan kita untuk berpegang
kepada ajaran Islam. Sebab dengan menghindari aniaya maka akan memberikan
hikmah yang besar antara lain:
1) Terwujudnya
persatuan dan persaudaraan.
2) Terciptanya
tatanan hidup yang baik di masyarakat.
3) Akan mendatangkan
akhlak atau sifat yang baik.
4) Terciptanya kasih
sayang antar sesama.
5) Akan mendapatkan
pahala amal perbuatan.
6) Orang yang
menghindari aniaya akan masuk ke dalam surga.
4.
Diskriminasi
a.
Pengertian
Diskriminasi
berarti pembedaan perlakuan terhadap sesama berdasarkan warna kulit, golongan,
suku, ekonomi, status sosial dan lain-lain. Seseorang yang melakukan perbuatan
diskriminasi berarti memiliki sikap diskriminatif.
Kita
sering mendengar sikap diskriminatif yang diterapkan dalam beberapa negara yang
umumnya mengarah pada politik rasis, yaitu perlakuan yang tidak manusiawi
terhadap warga berkulit warna. Perlakuan semacam ini tentu telah banyak makan
korban bahkan mengarah pada perlakuan yang tidak manusiawi secara fisik.
Diskriminasi
termasuk perilaku atau akhlak tercela sebab sikap ini tidak sejalan dengan
ajaran agama Islam yang mengutamakan prinsip:
1) Persamaan
(as-sawa’),
2) Persaudaraan (ukhuwwah)
dan
3) Tolong menolong (ta’awun)
b. Bentuk dan
Contoh Perilaku Diskriminasi
Perilaku
diskriminasi dapat dilihat dari praktik kehidupan bermasyarakat. Misalnya;
masih ada orang yang menganggap bahwa kemiskinan sebagai sebuah kehinaan,
keburukan rupa sebagai sebuah malapetaka. Selain itu, masih ada orang yang
melihat bahwa kedudukan atau pangkat yang baik adalah strata yang paling mulia
di masyarakat, karena itu tidak jarang ada orang yang gila dengan jabatan. Masih ada yang memandang bahwa kelompoknyalah
yang paling hebat, sementara kelompok lain itu rendah. Contoh sikap
diskriminatif yang lain mungkin bisa dilihat dalam kehidupan kita sehari-hari.
c.
Bahaya Diskriminasi
Dalam
kehidupan sehari-hari sifat diskriminatif dapat merugikan orang lain. Islam
mengajarkan bahwa semua manusia mempunyai kedudukan yang sama. Islam tidak
membedakan manusia atas dasar suku, bangsa, asal keturunan, pangkat, jabatan
dan sebagainya. Karena itu, manusia tidak boleh membeda-bedakan orang lain
dalam pergaulan sehari-hari.
Sikap
diskriminatif sangat dilarang oleh
Allah. Sebab perbedaan sosial, suku, golongan dan sebagainya merupakan
karunia Allah Swt. dan kita tidak boleh memperlakukan perbedaan dengan bersikap
diskriminatif, karena akan berakibat negatif kepada manusia baik secara
pribadi, keluarga dan masyarakat seperti berikut ini:
1) Munculnya
ketidakadilan di masyarakat.
2) Mudah berlaku
sombong.
3) Merasa lebih baik
dari yang lain.
4) Diskriminatif
akan membawa pelakunya masuk ke dalam neraka.
d. Menghindari
Diskriminasi
Ditinjau
dari segi apapun sikap diskriminasi ini tentu tidak bisa dibenarkan. Terlebih
lagi ditinjau dari kacamata Islam. Islam merupakan agama yang universal dan
menjadi rahmat bagi seluruh manusia tanpa membedakan jenis kulit, suku, marga,
golongan dan lain sebagainya. Bahkan Islam menegaskan antar laki-laki dan
perempuan di hadapan Allah sama. Yang menentukan kemuliaan seseorang bukan jenis
kelaminnya, suku, bangsa dan status sosialnya tetapi adalah takwanya yang
tercermin dalam perilaku kesehariannya.
Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S.
Al Hujurat/49: 13)
Ketika
Islam datang praktik perbudakan sedikit-demi sedikit dihilangkan. Semua
memiliki derajat yang sama. Suatu bagaimana posisi Bilal bin Rabah di sisi
Rasulullah, ia adalah sahabat dekat Rasul. Pada kalau dilihat dari asal-usulnya
ia adalah bekas budak yang berkulit hitam legam. Tetapi kehadiran Bilal bin
Rabah sangat berarti dalam pelaksanaan dakwah Islam. Suaranya yang merdu setiap
waktu melantunkan adzan menyeru kaum muslimin untuk melaksanakan shalat.
Bahkan
Nabi Muhammad sendiri sebagai keturunan Arab menegaskan bahwa tidak ada
kemuliaan bagi bangsa Arab atas non Arab.
Dan
sesungguhnya nenek moyangmu adalah satu Inat, Orang Arab tidak ada keunggulan
atas orang non-Arab dan orang non Arab juga tidak punya keunggulan atas orang
Arab. (HR. Ahmad)
Jelas
penerapan sikap diskrimatif tidak bisa dibenarkan dalam semua tingkatan. Dalam
suatu keluarga seorang ayah atau ibu tidak boleh bertsikap diskriminatif
terhadap anak-anaknya. Di sekolah seorang guru tidak dibenarkan bersikap
diskrimatif terhadap muridnya. Di kelas seorang siswa tidak bersikap
diskriminatif terhadap teman-temannya. Demikian pula di tingkatan yang lebih
luas, misalnya dalam sebuah organisasi, pemerintahan dan lain sebagainya,
praktik diskriminatif harus dihindari.
Melihat
akibat negatif yang ditimbulkan sikap diskriminatif tersebut, maka kita harus
menghindari tercela tersebut. Dengan menghindari dan berusaha sekuat tenaga meninggalkan sikap tersebut, maka akan
membawa hikmah yang sangat besar seperti:
1) Terciptanya
keadilan di masyarakat.
2) Orang tidak Mudah
berlaku sombong.
3) Menganggap bahwa
orang lain adalah sama dan saudara.
4) Orang yang
menghindari sikap diskriminatif akan membawanya masuk ke dalam surga.
B. AYO PRESENTASI
Setelah
Anda mendalami materi maka selanjutnya buatlah rangkuman bersama dengan teman sebangku Anda atau dengan
kelompok Anda, kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan rangkuman
tersebut di depan kelas. Adapun tema yang didiskusikan antara lain:
1.
Ciri-ciri orang yang licik
2.
Bahaya licik dan cara menghindarinya
3.
Ciri-ciri orang yang tamak
4.
Bahaya tamak dan cara menghindarinya
5.
Bentuk dan macam-macam zalim
6.
Bahaya zalim dan cara menghindarinya
7.
Bentuk dan contoh perilaku diskriminasai
8.
Bahaya dan cara menghindari perilaku diskriminasi
C. PENDALAMAN
KARAKTER
Dengan
memahami ajaran Islam mengenai akhlak tercela licik, tamak, zalim dan
diskriminasi maka seharusnya kita
memiliki sikap sebagai berikut :
1.
Jujur dan menghindari perilaku munafik
2.
Berhati-hati dalam bersikap supaya terhindar cara yang
haram
3.
Bersyukur kepada Allah Swt atas berbagai nikmat yang
diterimanya
4.
Qona’ah, menerima apa yang telah dimiliki dan menghindari
dari rasa tidak puas
5.
Bersikap baik terhadap sesama serta memberikan hak-hak
orang lain
6.
Menghargai perbedaan sehingga memperlakukan orang secara
sama.
D. AYO BERLATIH
a.
Jawablah Pertanyaan berikut secara
singkat
1.
Banyak akal yang buruk, pandai menipu; culas; curang; dan
licin disebut..........
2.
Sikap tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai
disebut..........
3.
Sikap tamak membutakan orang sehingga dalam mencari harta
suka..........
4.
Zalimun-linafsih artinya..........
5.
Islam menentang sikap diskriminatif karena Islam prinsip
as sawa’, ukhuwwah dan..........
b. Jawablah
Pertanyaan berikut dengan benar
1.
Jelaskan bahaya dari perbuatan licik!
2.
Bagaimana cara menghindari perbuatan tamak?
3.
Jelaskan 3 bentuk perbuatan zalim terhadap masyarakat!
4.
Sebutkan bahaya dari perbuatan zalim!
5.
Jelaskan bahaya dari diskriminasi?
Demikian
artikel tentang Menghindari Akhlak Tercela, Licik, Tamak, Zalim dan
Diskriminasi, Materi Akidah Akhlak Kelas 10 SMA, semoga berkah dan bermanfaat. Salam
cerdas…..
Belum ada tanggapan untuk "Menghindari Akhlak Tercela, Licik, Tamak, Zalim dan Diskriminasi, Materi Akidah Akhlak Kelas 10 SMA"
Post a Comment