Salam cerdas…..
H.M Arifin memandang, bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran Islam. Abdul Munir Mulkhan, mengartikan pendidikan Islam sebagai suatu kegiatan insaniah, memberi atau menciptakan peluang untuk teraktualkannya akal potensial menjadi akal aktual, atau diperolehnya pengetahuan yang baru. Sedangkan M. Kanal Hasan, sebagaimana dikutip Taufiq Abdullah dan Sharon Shiddique, mendefinisikan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses yang komprehensif dari perkembangan kepribadian manusia secara keseluruhan, yang meliputi intelektual, spiritual, emosi dan fisik.
Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, dikatakan:
a. Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup ( way of life).
b. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama Islam.
c. Pendidikan agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam itu sebagai pandangan hidupnya. Demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Menurut Muhaimin, yang dimaksud Pendidikan Islam adalah (1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga untuk membantu seorang atau sekelompok siswa dalam menanamkan ajaran dan/atau menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam; (2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang berdampak pada tertanamnya ajaran dan/atau tumbuh kembangnya nilai-nilai Islam pada salah satu atau beberapa pihak; dan (3) keseluruhan lembaga pendidikan yang mendasari segenap program dan kegiatan pendidikannya atau pandangan serta nilai-nilai Islam.
Dilihat dari aspek program dan praktek pendidikan Islam yang dilaksanakan, pertama di Indonesia, menurut Muhaimin setidak-tidaknya dapat dibagi ke dalam lima jenis, yaitu (1) pendidikan pondok pesantren; (2) pendidikan madrasah, dan pendidikan lanjutan seperti IAIN/STAIN atau perguruan tinggi Islam yang bernaung di bawah Kementerian Agama; (3) pendidikan umum yang bernafaskan Islam, yang diselenggarakan oleh dan/atau berada di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam; (4) pelajaran agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja; dan (5) pendidikan Islam dalam keluarga atau tempat-tempat ibadah, dan/atau forum-forum kajian keislaman, majelis ta’lim dan sebagainya. Pendidikan agama Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sejak awal kedatangannya ke Indonesia, pada abad ke-6 M, Islam telah mengambil peran yang amat siginifikan dalam kegiatan pendidikan. Peran ini dilakukan, karena beberapa pertimbangan sebagai berikut:
Pertama, Islam memiliki karakter sebagai agama dakwah dan pendidikan. Dengan karakter ini, maka Islam dengan sendirinya berkewajiban mengajak, membimbing, dan membentuk kepribadian ummat manusia sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan inisiatifnya sendiri, ummat Islam berusaha membangun sistem dan lembaga pendidikan sesuai dengan keadaan zaman, seperti pesantren, madrasah, majelis ta’lim dan sebagainya. Melalui lembaga pendidikan ini telah dilahirkan para ulama, tokoh agama, para pemimpin masyarakat yang telah memberikan sumbangan yang besar bagi kemajuan bangsa.
Kedua, terdapat hubungan simbiotik fungsional antara ajaran Islam dengan kegiatan pendidikan. Dari satu sisi Islam memberikan dasar bagi perumusan visi, missi, tujuan dan berbagai aspek pendidikan, sedangkan dari sisi lain, Islam membutuhkan pendidikan sebagai sarana yang strategis untuk menyampaikan nilai dan praktek ajaran Islam kepada masyarakat. Adanya penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam adalah sebagai bukti keberhasilan pendidikan dan dakwah Islamiyah.
Ketiga, Islam melihat bahwa pendidikan merupakan sarana yang paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Itulah sebabnya tidak mengherankan, jika ayat 1 sampai dengan 5 surat al-’Alaq, sebagai ayat al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, telah mengandung isyarat tentang pentingnya pendidikan. Ayat 1 sampai dengan 5 surat al-’Alaq tersebut artinya: ”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu. Yang telah menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang telah mengajarkan manusia dengan pena. Ia mengajarkan manusia tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya”. Pada ayat tersebut paling kurang terdapat lima aspek pendidikan: 1) Aspek proses dan metodologi, yaitu membaca dalam arti yang seluas-luasnya: mengumpulkan informasi, memahami, mengklasifikasi atau mengkategorisasi, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan memverifikasi. 2) Apek guru, yang dalam hal ini Allah SWT; 3) Aspek murid, yang dalam hal ini Nabi Muhammad SAW dan ummat manusia; 4) Aspek sarana prasarana, yang dalam hal ini diwakili oleh kata qalam (pena); dan 5) Aspek kurikulum, yang dalam hal ini segala sesuatu yang belum diketahui manusia (maa lam ya’lam). Kelima hal tersebut merupakan komponen utama pendidikan.
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, pendidikan Islam telah menampilkan dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsif, sesuai dengan perkembangan zaman, berorientasi ke masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu yang unggul, egaliter, adil, demokratis, dinamis, terbuka, sepanjang hayat dan seterusnya. Sesuai dengan sifat dan karakternya yang demikian itu pendidikan Islam senantiasa mengalami inovasi dari waktu ke waktu, yaitu mulai dari sistem dan lembaganya yang paling sederhana seperti pendidikan di rumah, surau, langgar, mesjid, majelis ta’lim, pesantren dan madrasah, sampai kepada perguruan tinggi yang modern.
Inovasi pendidikan Islam juga terjadi hampir pada seluruh aspeknya, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga pengajar, sarana prasarana, manajemen dan lain sebagainya. Melalui inovasi tersebut, kini pendidikan Islam yang ada di seluruh dunia (termasuk di Indonesia) amat beragam, baik dari segi jenis, tingkatan, mutu, kelembagaan dan lain sebagainya. Kemajuan ini terjadi karena usaha keras dari ummat Islam melalui para tokoh pendiri dan pengelolanya, serta pemerintah pada setiap negara.
Inovasi pendidikan Islam juga terjadi hampir pada seluruh aspeknya, seperti kurikulum, proses belajar mengajar, tenaga pengajar, sarana prasarana, manajemen dan lain sebagainya. Melalui inovasi tersebut, kini pendidikan Islam yang ada di seluruh dunia (termasuk di Indonesia) amat beragam, baik dari segi jenis, tingkatan, mutu, kelembagaan dan lain sebagainya. Kemajuan ini terjadi karena usaha keras dari ummat Islam melalui para tokoh pendiri dan pengelolanya, serta pemerintah pada setiap negara.
No comments:
Post a Comment