Pages

Thursday, January 5, 2017

Perpustakaan Umum di Dunia Islam Pada Masa Keemasan

Salam cerdas.....

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Perpustakaan umum didirikan oleh para khalifah, amir dan hartawan. Perpustakaan di dunia Islam pada masa keemasan itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping kitab-kitab untuk dibaca atau diterjemahkan, di sana juga diperbolehkan berdiskusi.

Berikut ini penulis kemukakan beberapa perpustakaan umum pada masa keemasan Islam:

1)  Perpustakaan umum yang paling terkenal di Baghdad selama masa kepemimpinan Al-Makmun (tahun 1813-833) adalah Bayt al-Hikmah. Lembaga ini menggabungkan perpustakaan, sanggar sastra, lingkaran studi dan observasi.
2)  Perpustakaan di Marv, Persia Timur. Yaqurt yang tinggal di Marv menulis dalam kamus geografinya menjelaskan bahwa kota itu memiliki kota yang besar, dua di antaranya di masjid utama dan sisinya di madrasah-madrasah, ia bahkan diizinkan untuk meminjamkan tak kurang dari dua ratus jilid tanpa bayar. Demikian juga dengan al-Maqrizi, perpustakaan yang didirikan di samping Madrasah Al-Fadhiliyah mempunyai buku sejumlah 100.000 buah. Hal ini terjadi pada masa orang-orang belum mengenal percetakan.
3)   Perpustakaan Madrasah Nizamiyah Baghdad. Perpustakaan di Madrasah ini memuat sekitar 6000 judul. Rak-rak perpustakaan diberi tanda untuk membantu pencari/peminjam dan dibuat pula catatan tentang apakah seri itu komplit atau tidak. Para pekerja di perpustakaan itu membuat peraturan bagi para ilmuwan yang ingin membawa manuskrip untuk di baca secara lebih konsentrasi. Seksi sirkulasi memberlakukan aturan-aturan tertentu tentang prosedur peminjaman buku untuk menjamin keamanan dan pemeliharaan buku secara hati-hati yang menjadi tanggung jawabnya, seorang peminjam tidak boleh menambah catatan pinggir (pada buku-buku yang dipinjamnya), ia juga tidak diperbolehkan membetulkan keseluruhan tanpa persetujuan khusus dari pemilik buku itu. Dalam beberapa kasus, uang jaminan mungkin dipersyaratkan, biasanya pembayaran denda dikenakan bagi orang-orang yang menunda pengembalian buku di luar batas waktu yang ditentukan.
4)   Di Mesir terdapat beberapa perpustakaan. Beberapa contoh perpustakaan seperti Dar al-Hikmah di Kairo didirikan oleh Hakim Bi Amrillah. Ada juga perpustakaan milik khalifah, atau raja, seperti perpustakaan Al-Mu’tashim Billah dengan perpustakaan Fatimiyah yang didirikan di Kairo. Perpustakaan Dar al-Hikmah di Kairo, didirikan pada tahun 1004 di bawah dukungan Dinasti Fathimiyah. Dar al-Hikmah mempunyai pengakuan yang khusus karena perlengkapannya luar biasa. Para pendukungnya yang kaya menyediakan tinta, kertas, meja-meja, dan ruang belajar bagi para ilmuwan dan para pelajar. Dar al-Hikmah berjalan selama lebih satu abad sebagai pusat utama pendidikan tinggi di Mesir sampai Sultan al-Malik al-Afdal kemudian menutupnya pada tahun 1122, ketika ia mengetahui dua orang ilmuwan tamu telah menyampaikan kuliah mengenai ajaran-ajaran yang menyeleweng dalam bagian-bagiannya tertentu. Para penerus Sultan al-Afdal kemudian membuka kembali Dar al-Hikmah itu, tetapi menetapkan hanya bacaan dan khutbah yang dinilai benar-benar ortodok saja yang dapat disampaikan dalam kelas-kelas perkuliahannya.
5) Perpustakaan Universitas Cordoba di Spanyol, didirikan oleh Abdurrahman an-Nasyir. Perpustakaan ini memiliki koleksi ratusan buku, menyaingi perpustakaan-perpustakaan yang berada di Dinasti Abbasiyah. Dikenal juga Al-Hakam II yang juga memelihara perpustakaan di wilayah ini. Al-Hakam II juga dikenal sebagai pemimpin yang memahami secara memadai terhadap isi-isi dan bahasan dari buku-buku yang menjadi koleksi perpustakaannya. Hal ini karena ia telah membaca sejumlah besar buku-buku tersebut dan telah menulis catatan-catatan pinggir didalamnya sebagai respons, komentar atau kritik terhadap buku-buku tersebut.
6) Perpustakaan khalifah Dinasti Fathimiyah kedua, al-Aziz (975-996).  Perpustakaan ini telah berkembang pesat. Diceritakan oleh khalifah, pada suatu kesempatan  ketika buku Al-Halil Kitab Al-Ayn, yaitu kamus sebuah hasil karya salah seorang ahli bahasa Arab pada masa awal, dibawakan oleh petugas perpustakaan kepadanya sebanyak tiga puluh satu salinan, termasuk satu yang bertanda tangan. Ia juga membeli karya-karya al-Thabari seharga seratus dinar walaupun sudah ada lebih dari dua puluh salinan termasuk satu yang bertanda tangan di perpustakaan. Masih di perpustakaan yang sama masih terdapat seratus karya mengenai leksikografi, yaitu Jamhara Karya Ibnu Durayd, yang secara keseluruhan ada empat puluh koleksi buku di perpustakaan istana, yang masing-masing koleksi terdapat di satu ruang, berarti di perpustakaan tersebut terdapat empat puluh ruangan yang penuh berisis buku. Adapun ilmu-ilmu kuno yaitu ilmu alam dan filsafat hellenistik yang ada di perpustakaan tersebut berjumlah 18.000 buku.

No comments:

Post a Comment